Musik Barok 1600-1760


JS-Bach
Johan Sebastian Bach Tokoh Komposer Musik Barok
Jika ada satu era dalam peradaban barat dimana detail, ornament, serta virtuositas adalah gagasan utamanya; maka era tersebut tidak diragukan lagi adalah era Baroque. Dengan rentang waktu sekitar satu setengah abad, dari tahun 1600 – 1760, daya cipta manusia seolah dipacu hingga batas tertingginya dalam menghasilkan karya – karya yang brilian.
Barok, secara etimologis, berarti “berlian dengan bentuk yang tidak biasa”. Istilah yang dilabelkan pada era ini diperkenalkan pada tahun 1919 oleh Curt Sachs, seorang musikologis berkebangsaan Jerman. Penggunaan istilah ini mengacu kepada keadaan sosiokultural pada masa itu. Setelah era pencerahan Renaissance, eksplorasi kebudayaan seolah terus mencari bentuk kesempurnaannya, hingga melahirkan karakteristik yang bizarre dalam segala bidang kebudayaannya.
Detail yang luar biasa, ornamen – ornamen penghias, emosi yang menggelora, serta tuntutan kemampuan yang tinggi dalam menghasilkan karya menjadi ciri utama era ini. Hal ini dapat kita lihat langsung dari lukisan – lukisan, karya arsitektur, pakaian – pakaian, seni patung, hingga – tidak terkecuali - musik. Kecintaan akan kekayaan nada, keindahan, serta emosi; bercampur dengan logika serta hitungan matematis menghasilkan sebuah musik dengan kompleksitas tinggi dan tuntutan kapabilitas seorang virtuoso.
Batu Rosetta Musik Barat
Ada dua hal yang menyebabkan masa ini menjadi sangat penting dalam sejarah musik barat: pertama, pada masa ini lahir para komposer – komposer jenius yang menghasilkan sebagian karya – karya musik yang luar biasa; kedua, inilah masa dimana teknik serta teori musik lahir dan menjadi dasar musik barat seterusnya. Teori tentang musik sebenarnya sudah lahir sejak zaman Renaissance. Namun, di era Barok inilah terjadi proses pembakuan tentang teori yang ada.
Elemen penting pembentuk music Barok adalah Polyphony dan Counterpoint. Kedua unsure tersebut sudah dikenal sejak zaman Renaissance dalam bentuk yang sangat sederhana. Polyphony adalah sebuah tekstur dimana terdapat dua suara atau lebih yang bersifat independen. Ini dapat dibayangkan seperti mendengar sebuah paduan suara. Terdapat beberapa line suara yang berbeda, yang masing – masing dapat dinyanyikan masing – masing. Namun, tetap membentuk sebuah paduan yang harmonis pada saat digabungkan.
Bentuk evolusi dari Polyphony ini adalah CounterpointCounterpoint berasal dari kata latin: contra(lawan) dan punctus (nada). Sebuah punctus contra punctus: “nada melawan nada”. Jadi,Counterpoint adalah hubungan antara dua suara atau lebih yang independen dalam hal kontur dan ritmik, namun saling bergantung dalam aturan harmoni. Kembali bayangkan tentang sebuah paduan suara. Tetapi kali ini, masing – masing line suara memiliki ritmiknya masing – masing. Sehingga apabila dinyanyian satu per satu seolah – olah merupakan terdiri dari beberapa lagu yang berbeda. Dan sekali lagi, saat digabungkan, tetap membentuk keutuhan yang harmonis.
Akibat utama dari kehadiran counterpoint adalah kekayaan melodi serta kompleksivitas struktur musiknya. Agar benar – benar dapat merepresentasikan sebuah karya barok dengan baik, setiap pemain instrumen maupun seorang penyanyi sangat dituntut virtuositasnya. Tuntutan ini mendorong lahirnya teknik – teknik baru, para virtuoso, serta kelahiran kaum prodigy di bidang musik. Musik vokal kalah popularitasnya dibandingkan dengan musik instrumental. Hal ini disebabkan batas suara manusia yang tidak lebih kaya dalam menghasilkan melodi dibandingkan instrumen musik menurut ukuran zaman itu.
Pada masa ini juga, berkembang sebuah doktrin yang dikenal dengan Doctrine of the Affection. Doktrin inilah yang digunakan dalam estetika musikal saat itu. Isinya menyatakan bahwa hanya boleh terdapat sebuah kesatuan dan kerasionalitasan afeksi dalam sebuah karya atau sebuahmovement musik. Apabila lebih, maka yang akan timbul adalah kebingungan dan kekacauan. Definisi afeksi disini, mengacu pada Lorenzo Giacomini dalam Orationi e Discorsi (1597), adalah sebuah pergerakan atau operasi spiritual yang diakibatkan oleh ketertarikan atau penolakan terhadap sebuah objek yang telah diidentifikasi, sebagai akibat ketidakseimbangan nafsu hewani dan gas alami yang mengalir secara terus menerus di badan manusia. Kata – kata nafsu hewani dan gas alami, tentu saja, adalah satu bentuk hipotesis terhadap sumber perasaan manusia yang sudah tidak relevan lagi.
Berhubungan dengan penggunaan doktrin ini, maka musik barok umumnya hanya memiliki satu jenis afeksi (emosi) dalam satu buah movement atau sebuah lagu (apabila hanya terdapat satumovement saja). Hal ini mendorong timbulnya gaya bermain yang lebih ekspresif dibandingkan era Renaissance. Sehingga, dikenal apa yang disebut notes inégales : memainkan not tidak sesuai dengan nilai yang seharusnya. Hal ini untuk menciptakan sebuah delay, berimplikasi dengan timbulnya tension dan aksen yang ekspresif. Salah satunya adalah cara bermain saat akan mengakhiri suatu lagu atau frase, yang cenderung ditahan sebelum nada terakhir.
Ornamen – ornamen, tumbuh dan menghias setiap sudut kehidupan masyarakat. Begitu pula dalam musik, mulai timbul ornamen – ornamen tambahan yang membuat kesan ‘centil’. Yang dimaksud dengan ornamen musik yaitu penggunaan nada yang tidak terlalu berpengaruh terhadap keseluruhan melodi atau harmoni, umumnya dimainkan cepat, dengan tujuan untuk menghias bagian atau keseluruhan lagu. Ornamen – ornamen musikal ini memiliki beberapa bentuk. Yang umum kita kenal hingga kini yaitu trill dan mordent.
Genre – genre musik yang ada, menjadi cetak biru perkembangan masa – masa selanjutnya. Di masa inilah opera, sebuah drama musical, diperkenalkan. Oratorio, opera religius, diperkenalkan sebagai tandingan opera sekuler. Bentuk – bentuk lain yang umum digunakan pada masa ini yaitu cantata, toccata, fugue, sonata, dance suite, concerto, dan French ouverture. Penjelasannya adalah sebagai berikut :
Cantata, merupakan komposisi antara vocal dan instrumen. Umumnya bentuk ini bertema religi. Sebagai lawannya, Sonata, adalah music instrumental. Bentuk sonata ini, mengalahkan popularitas musik vokal.
Fugue bisa diartikan sebagai sebuah teknik komposisi maupun sebuah komposisi kontrapungtal untuk sejumlah suara yang telah ditetapkan. Suara disini dapat berupa suara instrument atau vokal
Tocatta, adalah komposisi untuk music keyboard. Biasanya sangat menonjolkan teknik bermain para performernya.
Dance Suite, suatu bentuk kesatuan musical yang umumnya dipentaskan dengan sekali duduk, pada perkembangannya lebih dikenal dengan suite saja. Dance suite merupakan satu set tarian yang populer di abad 17. Biasanya terdiri dari Prelude, Allemande, Courante, Sarabande, dan Gigue; masing – masing mewakili jenis tarian dengan birama tertentu.
Concerto mengacu pada sebuah pertunjukan instrument solo dengan iringan sebuah orchestra. Berkembang dengan beberapa gaya dibawahnya, seperti concerto grosso, sebuah concerto kecil yang terdiri atas para solois.
Alur Sejarah Kultur Raksasa
Periodisasi music Barok terbagi dalam tiga bagian: awal, pertengahan, dan akhir. Masing – masing memiliki sumbangannya tersendiri dalam perkembangan keilmuan dan khasanah musik barat. Kejadian – kejadian historis sosiokultural turut membentuk karakter music pada era Barok ini.
Masa Barok awal terbentang dari tahun 1600 – 1654. Ditandai dengan pencetusan suatu bentuk disiplin ilmu musik baru oleh Claudio Monteverdi, dikenal dengan istilah seconda practica. Ilmu musik ini, yang penerapannya hanya untuk murid dan relasi Monteverdi pada awalnya, mencakup evolusi polyphony music renaissance dan suatu bentuk disiplin tonality sederhana. Seconda practica merupakan dasar dari ilmu harmoni, tonality, dan menjadi cikal bakal lahirnya musikhomophony disamping counterpoint. Penerapan seconda practica digunakan seutuhnya dalam karya music opera Orfeo karya Monteverdi ini. Kemunculan opera Orfeo, kemudian merangsang berkembangnya genre opera dan mengangkat popularitasnya di dataran Eropa. Disiplin ilmu Monteverdi, diteruskan serta dikembangkan oleh muridnya, Heinrich Schütz.
Musik, seiring dengan jenis kesenian lainnya, tumbuh mekar dengan tidak terkendali dan luar biasa pesat. Hal ini merupakan efek dari euforia masyarakat yang tumbuh sejak masa pencerahan renaissance. Namun, disamping itu, efek reformasi gereja memiliki dampak yang signifikan dalam memacu pertumbuhan tersebut.
Sejak dipelopori oleh Marthin Luther satu abad sebelumnya, reformasi protestan ini menyebabkan jurang antar pemeluk agama Kristen. Di satu sisi, Katolik dengan segala kekuasaannya menjadi pilihan kaum bangsawan dan di sisi yang lain Protestan bagi rakyat biasa. Timbul persaingan antara kedua kubu ini dalam mencari umat, sehingga seni dan budaya pun dijadikan suatu sarana komersil bagi aliran religi ini. Persaingan ini, mendorong para seniman dari masing – masing kepercayaan untuk terus berlomba – lomba menghasilkan karya yang dilirik oleh massa. Sebagai lawan dari reformasi Protestan, timbul gerakan revival of Catholism. Di bidang music, gerakan ini dipelopori oleh Giovanni Gabrielli.
Masa pertengahan Barok dicirikan oleh berkembangnya genre – genre music ke dalam bentuk – bentuk yang lebih baku beserta aturannya. Tahun 1654 – 1707, dikenal sebagai age of absolutism. Hal ini dikarenakan, pada masa ini kerajaan – kerajaan semakin mempertebal keabsolutannya, membentuk sebuah monarki yang menjurus tirani. Personifikasi yang tepat adalah Louis XIV dari Perancis. Sentralisasi kekuatan kerajaan, menyebabkan timbulnya budayacourt, yaitu menjadikan istana sebagai pusat pemerintahan sekaligus tempat tinggal. Hal ini mendorong terbentuknya court musician, atau musisi istana, yang menjadi wadah sekaligus lahan potensial bagi para musisi maupun komposer diseluruh Eropa. Sebuah pekerjaan terhormat, bersifat lebih permanen, dengan penghasilan baik dan terjaga alirannya. Sesuatu yang sangat menggiurkan bagi musisi manapun di dunia. Selain itu, berkembangnya gereja dan instansi pemerintahan lain menyebabkan timbulnya kebutuhan akan sebuah music public yang terorganisir.
Di masa ini, musik – musik instrumental meraih pamor di kalangan masyarakat, terutama kaum bangsawan. Kelahiran jenis – jenis instrumental untuk chamber music serta keyboardmenunjukkan betapa besar tuntutan akan kekayaan harmoni instrumental. Teori – teori permusikan, lebih terstruktur dan menjadi suatu acuan yang formal serta baku. Seluruh karya music pada masa ini, mengacu kepada satu jenis teori serta struktur yang sama. Dieterich Buxtehide adalah salah seorang penggagas mengenai struktur musik.
String adalah kekuatan utama music pada era ini. Ia merupakan kebutuhan primer genre – genre utama bahkan hingga sekarang. Hal ini dipelopori oleh Jean – Baptiste Lully. Bentuk Concerto Grosso mulai dipopulerkan, terutama oleh Arcangelo Corelli. Concerto Grosso, merupakan sebuah reduksi orkestra, yang biasanya terdiri dari sekelompok solois. Dan lagi – lagi, string tetap merupakan komponen utamanya.
Penghargaan tertinggi di masa ini, jatuh pada seorang komposer bernama Henry Purcell. Dengan usia yang sangat pendek, 36 tahun, ia menghasilkan sekitar 800 karya musikal. Ia adalah seorang komposer yang terkenal mampu menghasilkan melodi – melodi indah. Selain itu, Purcell dikenal sebagai komposer pertama yang menggubah musik – musik untuk instrumen keyboard.
Masa keemasan Barok, berada di akhir rentang hidupnya, pada tahun 1680 – 1750. Di masa ini, bentuk – bentuk musical seperti binary (AABB), 3 parts (ABC), serta bentuk rondo menjadi struktur formal hingga saat ini. Ilmu mengenai tonality, menjadi teori baku musik barat, digagas oleh Rameau. Yang menjadi tonggak sejarah masa ini adalah, kelahiran para komposer – komposer luar biasa yang memiliki karya – karya yang sangat menakjubkan.
Diantara nama – nama para komposer dari era ini, Antonio Vivaldi adalah salah satu komposer dengan karya abadi yang tetap populer hingga sekarang. Sebagian besar orang tentu kenal dengan nada – nada dari Four Seasons. Vivaldi adalah seorang maestro di violino di sebuah panti asuhan di Venice. Karya – karyanya selalu menggunakan atuiran 3 movement, yang terdiri dari dari bentuk cepat – lambat – cepat. Dalam kancah music untuk keyboard, Alessandro Scarlatti dengan sonata – sonata Harpsichordnya menjadi trademark tersendiri. Komposer kelahiran Spanyol ini mmenghasilkan ratusan karya untuk keyboard dan memiliki ciri Spanish – nya dalam karya – karyanya.
Tidak akan lengkap membicarakan music Barok, jika tidak menyinggung tentang dua raksasa Barok ini: Johan Sebastian Bach dan George Friderich Handel. Keduanya adalah maestro yang mampu menghasilkan beratus – ratus karya dengan kekayaan nada yang melimpah. Keduanya, sayangnya, tidak pernah bertemu satu kalipun walau saling mengetahui. Handel dikenal sebagai ahli melodi serta improvisasi. Kebanyakan karyanya memiliki emphasis pada dua hal tersebut. Handel terkenal oleh oratorionya yang berjudul Messia. Sementara Bach, adalah seorang jeniuscounterpoint sejati. Karya – karyanya merupakan perpustakaan tentang ilmu counterpoint serta berbagai bentuk, jenis, dan kombinasinya. Bradenburg Concertos, merupakan salah satu karya gemilangnya.
Tertidurnya Para Raksasa, Menyongsong Era Klasik
Raksasa sekalipun, tetap mematuhi aturan alam mengenai kelahiran dan kematian. Musik Barok pada akhirnya perlahan – lahan tenggelam dan mengalami suatu bentuk simplifikasi di era selanjutnya. Era klasik adalah masa dimana hal – hal yang dianggap berlebihan atau tidak manusiawi mengalami pemangkasan. Hal ini dapat dilihat dari penurunan penggunaancounterpoint serta ornamentasi. Selain itu, jenis music mulai mengarah kepada bentukhomophonic, dibandingkan polyphonicDoctrine of Affection pun dilawan, karena dianggap terlalu mekanistik serta tidak alami. Demikian pada akhirnya, raksasa yang kokoh itu mulai tertidur kembali selama beberapa ratus tahun, hingga kembali di apresiasi di masa selanjutnya. 

Fungsi, Ciri-Ciri, Manfaat Musik Klasik 1750 – 1820


Mozart Tokoh Musik Klasik 1750 - 1820
Wolfgang Amadeus Mozart Tokoh Zaman Musik Klasik 1750 – 1820
Musik Klasik Mampu Tingkatkan Intelegensia Anak
Zaman Klasik atau Periode Klasik dalam sejarah musik Barat berlangsung selama sebagian besar abad ke-18 sampai dengan awal abad ke-19. Walaupun istilah musik klasik biasanya digunakan untuk menyebut semua jenis musik dalam tradisi ini, istilah tersebut juga digunakan untuk menyebut musik dari zaman tertentu ini dalam tradisi tersebut. Zaman ini biasanya diberi batas antara tahun 1750 dan 1820, namun dengan batasan tersebut terdapat tumpang tindih dengan zaman sebelum dan sesudahnya, sama seperti pada semua batasan zaman musik yang lain.
Zaman klasik berada di antara Zaman Barok dan Zaman Romantik. Beberapa komponis zaman klasik adalah Joseph Haydn Muzio Clementi, Johann Ladislaus Dussek, Andrea Luchesi, Antonio Salieri dan Carl Philipp Emanuel Bach, walaupun mungkin komponis yang paling terkenal dari zaman ini adalah Wolfgang Amadeus Mozart dan Ludwig van Beethoven.
Adapun Ciri Zaman Musik Klasik 1750 - 1820
1. Menggunakan peralihan dinamik dari lembut sampai keras atau (cressendo)dan dari keras menjadi lembut(decrssendo).
2. Perubahan-perubahan tempo dengan percepatan atau (accelerando) dan perlambatan(ritardando).
3. Hiasan / ornamentik diperhemat pemakaiannya.
4. Pemakaian akord 3 nada.
Bahkan MUSIK KLASIK MOZART PENGARUHI TUMBUH KEMBANG SANG JANIN
Berikut Artikelnya:Musik terbukti tidak cuma materi hiburan yang memanjakan telinga. Alunan suara yang berirama ini bisa dimanfaatkan untuk merangsang janin agar kelak menjadi anak cerdas dan kreatif. Bahkan musik bisa dipakai untuk menyembuhkan orang yang sakit. Hal itu diungkapkan dr. Radix Hadriyanto Sp.A, spesialis anak RS Adi Husada Undaan Wetan Surabaya pada saat seminar ”Optimalisasi Tumbuh Kembang Bayi dan Anak”.
Menurut dr. Radix, jika ingin mempunyai anak yang cerdas, hendaknya orang tua mengoptimalisasi anak sejak dini. ”Semua orang tua pasti menginginkan anak yang berotak cerdas dan lincah. Namun mereka belum banyak mengetahui bagaimana cara merawat anak agar kelak menjadi kebanggaan orang tua,” tukasnya.
Dua hal penting yang sangat dianjurkan oleh dr. Radix agar orang tua mempunyai anak yang cerdas, merawat dengan benar dan memberinya musik klasik yaitu Mozart. Dikatakan bahwa alunan musik klasik karya Wolfgang Amadeus Mozart efektif merangsang otak bayi. Jenis musik Mozart ini menurutnya dapat merangsang perkembangan sel-sel otak pada janin. Rangsangan ini sangat penting karena masa tumbuh kembang otak yang paling pesat terjadi sejak awal kehamilan hingga bayi berusia tiga tahun.
Cara yang dilakukannya pun tidak sembarangan. Menurutnya ada aturan-aturan khusus, termasuk durasi waktu yang digunakan. Diantara tata cara menggunakan musik Mozart :
  1. Mengunakan headset dan di tempelkan di kedua sisi perut secara simetris pada ibu yang mengandung calon bayinya.
  2. Pemutaran musik Wolfgang Amadeus Mozart yang anda pilih jangan merusaknya dengan suara keras. Kecilkan volume lagu agar musik menjadi pelan dan nyaman.
  3. Durasi waktu dalam satu kali pemutaran maksimal 1 jam.
  4. Lakukan setiap hari 1-2 kali pemutaran diwaktu senggang anda.
Kehebatan musik Mozart ini membuat dr. Radik memujinya, ”Dia memang sangat luar biasa, tak ada yang bisa mengungguli kehebatan karya Mozart ini, terutama 10 judul musiknya,” ujarnya.
Lebih lanjut ia menjelaskan, berbagai area di otak secara tak terduga ternyata terlibat ketika kita melakukan interpretasi, mendengarkan, atau memainkan musik.
Area inilah yang berperan pada proses berpikir secara analitis. Musik mempengaruhi otak dan keadaan emosi dan suasana hati seseorang. Intelegensia manusia berkaitan erat dengan fungsi-fungsi fisiologis dari otak.
Penelitian neurologis yang dilakukan memang membuktikan bahwa terjadi peningkatan aktivitas bagian frontal otak kanan dan bagian temporo-parietal otak kiri pada manusia yang mendengarkan musik Mozart.
Selain memberikan stimulasi alunan musik karya Mozart, dr. Radix juga mengingatkan agar para ibu yang sedang hamil untuk tidak melupakan konsumsi makanan empat sehat dan lima sempurna. ”Bukan berarti dengan mendengarkan musik saja dapat cerdas, namun juga harus didukung oleh faktor makanan yang mempunyai gizi cukup untuk ibu dan bayinya,” tuturnya.
Menurut dr. Radix, janin yang berada dalam kandungan juga sangat membutuhkan subsidi makanan yang bergizi. Protein dan karbohidrat serta berbagai macam vitamin sangat bagus untuk janin. ”Susu yang mengandung DHA, sangat tepat jika dikonsumsikan pada ibu yang sedang hamil,” ujarnya.
Asupan makanan bergizi yang dibutuhkan oleh bayi terdapat pada makanan yang tergolong pada ikan laut seperti ikan tongkol, tengiri dan salmon merupakan ikan dengan subsidi Omega 3 yang dapat mengembangkan syaraf otak anak. Sehingga dengan adanya kombinasi dari musik klasik Mozart, makanan dan minuman yang mempunyai gizi cukup diharapkan tumbuh kembang sang janin dapat sempurna dan ketika lahir kelak menjadi dambaan setiap orang tua.
Fungsi Musik Klasik Bisa Seimbangkan Fungsi Otak Kiri-kanan
Berikut Artikelnya:Pimpinan International Brain Academy (IBA) Indonesia, Jong Ren Young mengatakan, memainkan musik klasik dapat membantu menyeimbangkan fungsi antara otak kiri dan kanan.
"Secara umum, orang Asia dilahirkan secara genetik dengan fungsi otak kanan lebih dominan," katanya di sela pergelaran "Asia IBA Concert Tour 2009-2010" di IBA Semarang, Senin malam.
Padahal, kata dia, penggunaan otak kanan saja tanpa memperhatikan otak kiri tidak akan cukup, terutama berkaitan dengan cara berpikir logis yang dipengaruhi oleh fungsi otak kiri.
Menurut dia, otak kanan berfungsi untuk memberikan fantasi, apresiasi seni, dan sebagainya, sementara otak kiri bertugas dalam pemecahan masalah, sehingga harus digunakan secara seimbang.

Ia mengatakan, keadaan tersebut berbeda dengan orang-orang Barat yang memang terlahir secara genetik dengan fungsi otak kiri biasanya lebih dominan dibandingkan dengan otak kanan.
"Hal ini dibuktikan dengan kemunculan nama-nama para ahli di bidang ilmu pengetahuan dan teknologi yang berasal dari Barat, sedangkan ilmuwan dari Asia hampir tidak dapat ditemui," katanya.
Oleh karena itu, kata dia, untuk menyeimbangkan fungsi otak kanan dan kiri dapat dilakukan dengan cara memainkan musik klasik, seperti metode pembelajaran musik yang diajarkan di IBA.
"IBA tidak seperti sekolah musik biasanya, namun IBA merupakan sekolah musik yang membantu siswa menggunakan fungsi otak kiri dan kanan secara seimbang lewat permainan musik klasik," katanya.
Menurut dia, kalaupun nantinya siswa yang bersangkutan menjadi seorang yang sangat mahir dalam memainkan alat musik, hal itu merupakan hasil sampingan yang tidak menjadi tujuan utama IBA.
Selain mengaktifkan fungsi otak kiri dan kanan secara seimbang, lanjut dia, metode yang diterapkan dalam pembelajaran musik di IBA juga dapat menyeimbangkan fungsi sum-sum tulang belakang.Ia menjelaskan, metode pembelajaran musik di IBA secara spesifik adalah memperkenalkan ritme, harmoni, dan hal-hal bersifat matematis yang terdapat dalam musik, terutama musik klasik.
IBA Indonesia, kata dia, saat ini baru ada di Jakarta, Surabaya, dan Semarang, sedangkan di luar negeri sudah ada di Australia, Singapura, Hongkong dan berpusat di Jerman.
"Untuk IBA Indonesia, kami tidak menggunakan musik Asia karena coraknya masih mengandalkan fungsi otak kanan, sehingga memilih musik-musik klasik yang berasal dari Barat," kata pria yang berdomisili di Jerman itu.
Dalam pergelaran itu, para pianis cilik IBA Jerman, IBA Indonesia dan SD Bernardus secara bergantian beraksi menghibur penonton dengan menunjukkan kepiawaiannya menarikan jari-jarinya di atas tombol piano.
Stephanus Maximillian (15), salah satu pianis IBA Indonesia mencoba kebolehannya bermain piano dengan memainkan satu lagu dari "soundtrack" film Pirates of Caribbean hanya menggunakan satu tangan.
"Saya ingin benar-benar menjiwai lagu ini, karena tokoh aslinya adalah bajak laut yang hanya memiliki satu tangan utuh, saya juga memakai satu tangan," kata siswa SMP Domenico Savio Semarang itu sesaat sebelum membawakan lagu.

Musik klasik dan Kecerdasan

Musik Klasik Pun Bermanfaat Untuk Kecerdasan Berikut Artikelnya:
Sejak beberapa dekade belakangan ini, kesadaran orang tua untuk memperkenalkan musik pada anak sejak dini semakin tinggi. Terlihat dari menjamurnya sekolah musik ini itu yang membuka kelas musik untuk anak-anak mulai umur balita. Biarpun biaya kursus itu relatif mahal, tapi para orangtua tetap berusaha agar si anak bisa sekolah musik di situ.
Kesadaran itu dipicu oleh hasil penelitian bahwa musik, terutama musik klasik ternyata sangat mempengaruhi perkembangan IQ (Intelegent Quotien) dan EQ (Emotional Quotien). Anak-anak yang sejak kecil terbiasa bergaul dan mendengarkan musik akan memiliki kecerdasan emosial dan intelegensia yang lebih berkembang, dibandingkan anak-anak yang yang jarang mendengarkan musik.
Dalam hal kedisiplinan juga demikian, biasanya anak yang sering mendengarkan musik akan jauh lebih disiplin daripada yang tidak. “Penelitian menunjukkan, musik klasik yang mengandung komposisi nada berfluktuasi antara nada tinggi dan nada rendah akan merangsang kuadran C pada otak. Sampai usia 4 tahun, kuadran B dan C pada otak anak-anak akan berkembang hingga 80 % dengan musik.”
Tidak bisa dipungkiri bahwa musik sangat mempengaruhi kehidupan manusia. Sekarang ini saja, siapa sih yang tidak mendengarkan musik? Siapa yang tidak pernah bernyanyi dan bersenandung dalam hidupnya? Umumnya, ketika remaja, setiap orang akan mulai mengarahkan minatnya pada jenis musik yang sesuai dengan jiwanya. Musik yang baik berawal dari musik klasik. Ketika seorang anak menguasai musik klasik dengan baik, kelak dia akan dengan mudah mengembangkan kreativitasnya di jenis musik yang lebih modern.
Apa itu musik klasik, dan komposisi seperti apa sih yang layak digolongkan sebagai musik klasik? Genre musik yang satu ini memang sering engundang salah pengertian dimata mereka yang “awam”. Biasanya jenis musik ini dianggap identik dengan musik yang dimainkan oleh orkestra. Stereotip ini tidak selamanya benar, sebagaimana pengertian orkestra yang melulu diartikan sebagai musik yang dimainkan oleh sepasukan musisi dengan didominasi oleh alat musik gesek (string). Kenyataannya, gamelan itu juga orkestra koq.
Dalam pengertian aslinya, musik klasik adalah komposisi musik yang lahir dari budaya Eropa sekitar tahun 1750-1825. Biasanya musik klasik digolongkan melalui periodisasi tertentu, mulai dari periode klasik, diikuti oleh barok, rokoko, dan romantik. Pada era inilah nama-nama besar seperti Bach, Mozart, atau Haydn melahirkan karya-karyanya yang berupa sonata, simfoni, konserto solo, string kuartet, hingga opera. Namun pada kenyataannya, para komposer klasik sendiri tidak pernah menggolong-golongkan jenis komposisi yang mereka gubah. Penggolongan yang kita kenal sekarang dilakukan semata-mata untuk mempermudah, terutama untuk kepentingan akademis.
Ada pula pengertian lain dari musik klasik (walaupun yang ini jarang dipakai), yaitu semua musik dengan keindahan intelektual yang tinggi dari semua jaman, baik itu berupa simfoni Mozart, kantata Bach atau karya-karya abad 20. Istilah “keindahan intelektual” itu sendiri memiliki pengertian yang relatif bagi setiap orang. Dalam pengertian ini, musik dari era modern seperti Kitaro, Richard Clayderman, Yanni, atau bahkan Enya, juga bisa digolongkan sebagai musik klasik, tergantung dari sisi mana kita menikmatinya. Kalau kita lebih banyak menikmati elemen intelektual dalam pengertian melodi, harmoni, atau aspek komposisi lainnya, maka jadilah iamusik klasik. Tapi kalau kita berpegang pada pengertian yang pertama tadi, maka jelas jenis musik ini tidak masuk dalam pengertian musik klasik. Untuk ini tersedia genre tersendiri, yaitu “new age”, atau terkadang juga digolongkan sebagai “art music”.
Cerdas dengan Musik Klasik ?
MUSIK tidak cuma merupakan materi hiburan yang memanjakan telinga. Alunan suara yang berirama ini bisa dimanfaatkan untuk merangsang janin agar kelak menjadi ANAK cerdas dan kreatif. Bahkan musik bisa dipakai untuk memutar janin sungsang kembali ke posisi normal. Dibandingkan dengan kemampuan rata-rata anak seusianya, anak dari Ny. Ir. Catharina (30) jauh lebih baik. Ketika berusia dua bulan, anaknya sudah bisa tertawa terbahak-bahak. Di usia 3,5 bulan, sudah bisa melepas kacamata kakeknya. Bahkan, ketika umurnya menginjak empat bulan, sudah bisa bersalaman. Semua itu bukan tanpa sebab. Ketika hamil, Ny. Catharina ingat cerita orang tuanya bahwa musik klasik karya Wolfgang Amadeus Mozart bisa membuat perkembangan otak belahan kanan janin dalam kandungan menjadi lebih baik sehingga meningkatkan kemampuan afektif si anak. Dari situlah ia lalu berusaha untuk selalu mendengarkan musik klasik.( Sumber : Majalah Intisari).
Selain memberi rangsangan psikologis, musik ternyata juga dapat memberi stimulasi untuk perkembangan kecerdasan anak. Musik yang sudah diperkenalkan pada anak sejak masih berada dalam kandungan akan merangsang perkembangan otak kanannya yang memang berkaitan dengan perkembangan kreatif, perasaan, gaya bahasa, irama musik, warna, sosialisasi dan perkembangan kepribadian. Hal ini pun dibuktikan melalui penelitian yang dilakukan oleh University of Texas di Austin, Texas. Hasil penelitiannya mengatakan bahwa anak yang diperdengarkan musik klasik menunjukkan tingkat emosi yang lebih stabil dibandingkan dengan anak yang diperdengarkan musik rock.
MUSIK KLASIK UNTUK PENDIDIKAN DAN KESEHATAN
SEBUAH penelitian di Universitas Berlin menemukan bahwa murid yang mendengarkan musik klasik sepuluh menit sebelum ujian dimulai, bisa lancar mengerjakan soal-soal ujian dibandingkan anak murid yang tidak mendengarkan musik klasik.
Seorang guru di Osijek, Kroasia memutar musik Mozart sebelum kelas dimulai. Musik itu disalurkan melalui sebuah pengeras suara yang dipasang di setiap kelas. Diyakini, ini akan mencegah kekerasan, membuat anak-anak menjadi tenang dan santai, sehingga situasi kelas lebih mudah terkendali.
Musik Mozart juga dipergunakan beberapa rumah sakit di Eropa timur. Lima kali sehari. Metode ini diyakini membuat bayi yang baru dilahirkan lebih sehat dan santai.
Jadi, mau coba mengalunkan musik klasik di rumah? Sumber:surabaya-ehealth ,news.antara,gealgeol . Source:www.ronaldorozalino.com

Sejarah Musik Klasik sejak Musik Gregorian tahun 590

Musik Klasik dimulai dengan penemuan Notasi Gregorian tehun 590 oleh Paus Agung Gregori, berupa balok not dengan 4 garis, namun notasi belum ada hitungannya. Paus Gregory semasa hidupnya telah mencatat lagu-lagu Gereja dengan Notasi Gregorian tersebut. sebelum tahun 590 musik mengalami kegelapan tidak ada peninggalan tertulis yang dapat dibaca.

Notasi Gregorian Tahun 590
Notasi musik lahir pada tahun 590 yang disebut Notasi Gregorian, yang ditemukan oleh Paus Agung Gregori, di mana sebelumnya musik mengalami kegelapan tidak ada peninggalan tertulis. Pada masa hidupnya Paus Gregori telah menyalin ratusan lagu-lagu Gereja dalam Notasi Gregorian tersebut. Notasi ini memekai 4 garis sebagai balok not, tetapi belum ada notasi iramanya (hitungan berdasarkan perasaan penyanyi. Di sini sifat lagu masih sebagai lagu tunggal atau monofoni.

Musik Organum 1150-1400
Pada awalnya orang menyanyi dengan nada yang sama, atau disebut dengan organum, nada atas dinyanyikan oleh wanita atau anak-anak, sedangkan nada rendah dinyanyikan oleh laki-laki. Di sini terjadi susunan lagu berjarak oktaf, suara tinggi (wanita/anak-anak) dan suara rendah (laki-laki).

Musik Diafoni 1400-1600
Ternyata tidak semua dapat mengikuti suara tinggi atau suara rendah. Oleh sebab itu diputuskan untuk membuat suara yang kuart lebih rendah mengikuti melodi, kuart tinggi maunpun kuart rendah, dan musik yang demikian ini disebut musik diafoni (dia=dua, foni=suara).

Basso Ostinato Tahun 1600
Orang-orang Italia pada tahun sekitar 1600 menemukan apa yang disebut Basso Ostinato atau Bass yang bergerak gendeng atau gila, berupa rangkaian nada-nada yang bergerak selangkah demi selangkah ke bawah atau ke atas, kemudia diulang pada rangkaian nada lain.

Musik Polifoni Era Barok 1600-1750
Ternyata suara yang mengikuti sama dengan melodi menjadi membosankan, maka mulailah suara tidak bergerak secara sejajar, maka mulailah dengan arah yang berlawanan. Komponis Giovani Perluigi da Palestrina (1515-1594) adalah perintis tentang hal ini, dan disusun teori mengenai musik melodi banyak (polifoni), sehingga setiap nada atau titik (punctus=point) bergerak secara mandiri atau berlawanan (counter), di sinilah lahir teori kontrapun (counterpoint=kontrapunt).
John Sebastian Bach (1685-1750) adalah salah satu empu musik polifoni dengan teknik kontrapun yang sangat tinggi, karema disusun seperti matematik. Hampir semua komponis Era Barok (1600-1750) menyusun dengan teknik kontrapun, misalnya George Frederic Handle dari Inggris, Jean Remeau dari Pernacis, Correli dari Itali, dlsb. Lagu rakyat dengan gaya polifoni adalah Papa Yakob. Pada awalnya orang menyusun dengan Kontrapun Terikat atau Strict Counterpoint, namun kemudian menadapat kebebasan berdasarkan teori Kontrapun Bebas atau Free Counterpoint.

Musik Homofoni Era Klasik 1750-1825
Selanjutnya pada Era Klasik (1750-1825) ditemukan susunan akord yang berdasarkan tri-suara (triad), selanjutnya berkembang dengan empat suara atau lebih. Musik yang demikian ini disebut Musik Homofoni, sehingga kontrapun menjadi variasi melodi yang kontrapuntis.

Musik Klasik Era Romantik 1820-1910
Hampir tidak banyak perubahan dalam kontrapun dan harmoni secara fundamental pada Era Romantik (1820-1910), namun ada kemajuan dalam orketrasi lengkap (dengan penemuan alat musik). Era ini adalah yang terakhir dan masih dapat diterima dengan pendengaran masyarakat umum. Terutama pada musik opera, musik balet, dan walsa wina.

Musik Klasik Modern 1910-sekarang
Musik Modern dengan Musik Atonal dan Politonal telah jauh dari penggemar musik yangmenyenangi musik konvensional, karena suara yang disonan dan irama yang tidak teraturmembutuhkan konsentrasi dalam mendengar.

Perkembangan Musik Klasik



Musik klasik mempunyai tempatnya tersendiri dikalangan penggemar musik. Beberapa kalangan mengatakan bahwa musik klasik adalah musiknya kalangan elit. Tidak sedikit pula yang mengakui secara jujur bahwa tidak mudah untuk dapat turut menikmati musik klasik. Harus diakui bahwa musik klasik adalah jenis musik yang berkelas, musik nya orang gedongan, musik yang tanpa belajar pasti akan mustahil atau sulit untuk dapat memainkannya.
Padahal disisi lainnya ada pemahaman bagi beberapa kalangan yang menyebutkan bahwa apabila anak kecil sudah terbiasa mendengarkan musik klasik, maka itu akan menambah kecerdasan si anak. Disamping itu ada pula yang mengatakan bahwa dengan mendengarkan musik klasik, maka ketenangan pikiran akan diperoleh. Musik klasik dipercaya dapat bermanfaat sebagai obat penawar stress. Lebih dari itu musik klasik, dipercaya mampu mengembangkan cita rasa estetika seseorang, mengembangkan kemampuan manusia untuk menikmati keindahan.
Sayangnya, rekaman musik klasik tidak mudah diperoleh di pasaran, tidak seperti jenis musik lainnya. Untuk mendengarkannya pun agak sulit, karena hanya satu dua pemancar radio yang secara rutin memutar jenis musik klasik. Apalagi stasiun Televisi, televisi sangat jarang menyiarkan pertunjukan musik klasik, karena hampir dapat dipastikan dengan menyiarkan musik klasik, rating stasiun TV tidak akan naik.
Sejak lama sudah banyak upaya untuk memasyarakatkan musik klasik. Presiden Republik Indonesia yang pertama, Bung Karno di tahun 1950 an selalu memerintahkan untuk memutar musik klasik di kebon raya Bogor pada setiap hari minggu dan hari libur saat masyarakat luas berkunjung menikmati keindahan dan kebersihan kebon raya Bogor pada waktu itu. Lagu seperti The Blue Danube dari Johann Strauss selalu berkumandang di hari minggu atau hari libur melalui pengeras suara di kebon raya Bogor. Sampai sekarang, apabila saya meliwati kebon raya Bogor, maka sayup-sayup terdengar kembali di relung ingatan saya lagu The blue Danube yang indah itu. Walaupun sebenarnya hanya itulah satu-satunya lagu klasik yang saya kenal. Agak menyedihkan, karena sebagai penggemar musik, saya ternyata bukanlah termasuk golongan penggemar musik yang gedongan atau penggemar musik sekolahan mungkin. Saya senang musik klasik, namun agak terbatas pada lagu-lagu tertentu saja, yang tidak terlalu serius. Menyedihkan memang.
Addie MS, konduktor kondang, dengan Twilight Orchestra nya, menyadari benar akan hal ini. Terlihat dari banyak upaya nya untuk coba memasyarakatkan musik klasik, mulai dari kepada anak sekolah sampai kepada segmen masyarakat lain para penggemar musik. Upaya yang patut dihargai, namun harus diakui musisi musik klasik masih terbatas jumlahnya dan selain itu tanpa dukungan biaya yang memadai akan sangat sulit upaya tersebut untuk diwujudkan dengan cepat. Perhatian masyarakat luas pun sepertinya tidaklah begitu memihak pada upaya ini. Satu hal dari banyak masalah yang dihadapi adalah, Jakarta sendiri sebagai ibukota Negara yang besar, sampai dengan saat ini belum memiliki Concert Hall yang dapat dibanggakan. Mungkin Jakarta adalah satu-satunya ibukota negara yang belum memiliki ”Concert Hall”.
Mendengarkan musik klasik, ternyata juga merupakan masalah tersendiri. Banyak orang yang menggemari musik klasik mengatakan bahwa, dalam mendengarkan pagelaran musik klasik , para penonton harus disiplin, dalam arti tidak boleh ngobrol, tidak boleh bertepuk tangan sebelum lagu usai seluruhnya, apalagi turut berdendang ria, apabila lagunya kebetulan dikenal dengan baik. Terlalu banyak aturan, ini mungkin juga yang menghambat musik klasik mendapat tempat dihati para penggemarnya.
Tidak banyak diketahui disini, ternyata musik klasik saat ini tengah dilanda gelombang besar perubahan , yang dipelopori oleh seorang yang bernama Andre Rieu pemain biola yang mahir sekaligus Conductor dari Johann Strauss Orchestra. Andre Leon Marie Nicolas Rieu, nama lengkapnya, dilahirkan di kota kecil di negeri Belanda pada tanggal 1 Oktober 1949. Ayah nya juga seorang conductor, dan Andre Rieu sendiri mulai belajar bermain biola pada umur yang belum genap 5 tahun. Dia memberontak dari pakemnya pagelaran musik klasik. Pada setiap penampilannya, dia justru mengajak para penontonnya untuk berpartisipasi, untuk turut berdansa saat dia memainkan lagu berirama waltz (pada pagelaran konsernya di Royal Albert Hall London). Mengajak penontonnya untuk turut bernyanyi bersama dan bahkan melantunkan lagu nya dengan berkumur-kumur (pada pagelaran konsernya di stadion sepak bola berkapasitas 18.000 orang di Jerman). Mengajak penontonnya menari bersama, sambil grup musiknya memainkan lagu rakyat Irlandia bersama seorang pemain biola kondang di Dublin (pada pagelarannya di Irlandia Utara). Mengajak penonton berpartisipasi adalah kunci utama dari kepopuleran seorang Andre Rieu. Tidak itu saja, bahkan disela-sela pertunjukkannya Andre Rieu juga menghadirkan beberapa selingan lawakan segar dari beberapa pemainnya. Bersama grup musiknya yang dibentuk pada tahun 1987 dengan namaJohann Strauss Orchestra, kini dengan jumlah pemain lebih dari 50 musisi, Andre Rieu sibuk melanglang buana untuk memenuhi permintaan para penggemarnya. Lima tahun belakangan ini jadwal nya sangat padat. Dia sudah manggung di hampir seluruh Negara di Eropa, di New York Amerika Serikat, Jepang, Korea dan Australia. Dia sudah meraih 2 buah World Music Award dan 8 kali meraih platinum music award. Andre Rieu menjadi begitu fenomenal berkat kepopulerannya yang justru diperoleh dari pemberontakannya atas norma-norma yang selama ini lazim dianut para penggemar musik klasik untuk antara lain disiplin berdiam diri ditempat duduknya dalam menikmati pegelaran musik. Dia tampil dengan pakaian yang sangat rapih sebagaimana dikenakan oleh seorang musisi klasik dan juga seorang conductor, akan tetapi dengan bahasa tubuh serta penampilan yang sangat urakan dalam ukuran-ukuran yang biasanya terjadi pada pegelaran musik klasik. Diluar dugaan, dengan penampilan yang seperti itu Andre Rieu memperoleh begitu banyak penggemar di seluruh dunia. Satu terobosan yang tadinya dianggap nyeleneh, ternyata sangat berhasil dalam misinya membumikan musik klasik. Banyak para pengeritiknya mengatakan bahwa Andre Rieu yang seharus nya tampil dengan gaya yang melodramatis di panggung pagelaran musik klasik yang dibawakannya, akan tetapi dia justru tampil dengan gaya seorang “rock star”, sesuatu yang sangat “nyeleneh” dan tidak pantas. Akan tetapi, respons khalayak ramai ternyata tidak dapat membendung kritikan-kritikan tersebut. Dia sekarang kewalahan dengan begitu banyaknya permintaan tampil dari seluruh dunia, penggemar musik saat ini sangat gandrung untuk menikmati musik klasik dari Johann Strauss Orchestra dibawah pimpinan Andre Rieu, sang conductor sekaligus pemain biola yang mahir dengan tampilan gaya bintang music rock, sambil mengajak semua penonton berpartisipasi mengikuti irama lagu yang dimainkannya. Bulan Juli dan Agustus sampai dengan September 2008 jadwal nya penuh di kota-kota di Eropa antara lain Paris, Touluse, Berlin dan lain-lain. Nopember dan Desember 2008 yang lalu, Andre Rieu tampil dengan full concert tour di Australia, antara lain di Sydney, Melbourne, Perth dan Brisbane. Musik Klasik sedang dalam perjalanannya mem bumi. Pertanyaan besarnya adalah, kapan Andre Rieu dengan Johann Strauss Orchestra nya ke Indonesia ?